Berita Terbaru
Nostalgia Juara Para Legenda
27 Mei 2024 15:00 WIB
Tantan, Atep dan Anwar Sanusi berada deretan tribun VIP Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung untuk mendukung PERSIB di final Liga 1 2023/2024, Minggu, 26 Mei 2024. (PERSIB.co.id/Sutanto Nurhadi Permana)
Jam di telepon seluler menunjukkan pukul 16.25 WIB. Di tengah kepungan Bobotoh yang memadati Jalan Sulanjana, Kota Bandung, tepat di depan Graha PERSIB hingga Balubur Town Square (Baltos), bus yang ditumpangi para pemain mulai bergerak menuju Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung. Malam itu, tepatnya pukul 19.00 WIB, PERSIB akan menjamu Madura United pada pertandingan leg pertama final Liga 1 2023/2024.
Bus yang membawa seluruh anggota skuad PERSIB diikuti keluarga pemain dan rombongan para legenda yang secara khusus diundang untuk memberikan dukungan langsung di Stadion Si Jalak Harupat. Mereka mewakili pemain yang mengantarkan PERSIB menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989/1990, 1993/1994, Liga Indonesia 1994/1995 dan Liga Super Indonesia 2014.
"Edan kieu, Bobotoh," celetuk Iwan Sunarya, yang duduk di bagian tengah minibus tumpangannya. "Dari dulu, dukungan Bobotoh memang luar biasa," tambah Abah, sapaan akrab Iwan Sunarya yang turut mengantarkan PERSIB menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, sambil menunjuk konvoi Bobotoh yang mengantarkan rombongan PERSIB hingga Gerbang Tol Pasteur.
Asep Kustiana mengamini apa yang disampaikan Abah Iwan. Munir, sapaan akrab gelandang yang mengantarkan PERSIB menjuarai Kompetisi Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia 1994/1995 ini bercerita, Bobotohlah yang selalu membuat Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno) bergetar.
"Saat kami (PERSIB) juara dulu, Senayan selalu bergetar dan bergemuruh. Itu karena puluhan bahkan ratusan ribu Bobotoh yang memberikan dukungan. Dukungan hebat itulah yang selalu membuat hati para pemain PERSIB bergetar," kata pemain yang identik dengan nomor punggung 15 tersebut.
Selanjutnya, sepanjang perjalanan, Abah Iwan, Munir, Sobur, dan Anwar Sanusi tak henti bercerita tentang pengalaman membanggakan mereka mengantarkan PERSIB ke tangga juara. Nostalgia mereka berlanjut di Stadion Si Jalak Harupat sambil menyaksikan dan mendukung para pemain PERSIB yang tengah berjuang menghadapi Madura United.
Di tribun VIP, Abah Iwan, Sobur, Munir, dan Away - sapaan Anwar Sanusi - bergabung dengan perwakilan pemain yang turut mengantarkan PERSIB menjuarai LSI 2014 seperti Atep, Muhammad Agung Pribadi, Tantan dan Jajang Sukmara.
Ketegangan sempat tergambar di raut wajah-wajah para legenda tersebut ketika PERSIB tak kunjung mampu mencetak gol di sepanjang babak pertama. Abah Iwan menganalisasi, David da Silva dan kawan-kawan tidak bermain lepas karena masuk ke lapangan sebagai tim yang berada di bawah tekanan.
"Tekanan ada di PERSIB. Sebab, Madura United mah asup final oge geus alus. Jadi, mereka justru bisa main lepas. Sebaliknya, PERSIB yang tertekan. Butuh pemain yang berani berani pegang bola dan menikmati permainan," kata Abah Iwan.
Ketegangan berlanjut hingga babak kedua. Gol Ciro Alves di menit 70, sedikit meredakan ketegangan para legenda. Namun, tetap saja mereka belum tenang. "Menang 1-0 belum aman. Bagusnya nambah, minimal satu lagi," tutur Away.
Harapan Away yang menjadi penjaga gawang utama saat PERSIB menjuarai Liga Indonesia 1994/1995 terwujud, meski harus menunggu hingga injury time. Bukan hanya satu, tapi dua gol yang diborong David da Silva.
Para legenda pun sumringah dan menyambut kemenangan gemilang dengan suka cita bersama puluhan ribu Bobotoh yang memadati Stadion Si Jalak Harupat. Mereka pun tanpa sungkan menyanyikan lagu "Kami Biru" dari Yannahead bersama Bobotoh lain.
"Biru di haiku/Biru di jiwaku/Biru di hatiku/Kami mendukungmu", lirik itu dengan lantang dinyanyikan Abah Iwan dan para legenda PERSIB lainnya.
"Reugreug kalau 3-0. Insya Allah PERSIB juara lagi. Kita tinggal mempertahankan keunggulan itu di Madura," ujar Munir menutup selebrasi kemenangan PERSIB di malam yang membahagiakan tersebut. Semoga.***
Tags:
Share
Endan Suhendra
Endan Suhendra
N/A