Menjadi kapten PERSIB di masa datang adalah cita-cita yang selalu ada di dalam benak Abdul Aziz Lutfi Akbar. Besar di bawah didikan PERSIB Junior, Aziz malah lama berpetualang di luar Bandung, sebelum berseragan Pangeran Biru pada musim lalu. 

Setelah membawa tim sepakbola Jawa Barat meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, harapan Aziz menembus skuat Maung Bandung tidak langsung terwujud. Ia sempat mengasah taji bersama Borneo FC (Liga 1 2017) dan PSMS Medan (Liga 1 2018).

Jelang Liga 1 2019, Aziz akhirnya pulang kampung. Musim pertamanya bersama PERSIB cukup gemilang. Pemain bernomor punggung 8 ini kerap dipercaya pelatih Robert Alberts mengisi sektor tengah.

Meski harus bersaing dengan nama-nama tenar di sektor gelandang, Aziz mampu membuktikan diri. Bahkan, teknik mengolah bola eks PSMS dan Persiba Balikpapan ini seringkali mendapatkan sanjungan dari bobotoh. 

Menatap musim keduanya bersama PERSIB, Aziz semakin optimistis. Percaya diri menjadi modal tambahan untuknya agar bisa memberikan kontribusi lebih besar untuk PERSIB. 

Ada awal yang baik baginya di tahun 2020. Tampil di laga persahabatan menghadapi tim asal Malysia, Melaka FC di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, akhir pekan lalu, ban kapten sempat melekat di lengan kirinya usai Supardi Nasir Bujang digantikan. 

Aziz memang bertindak sebagai kapten saat bersama Jabar meraih medali emas PON 2016. Namun, baginya menjadi kapten Maung Bandung adalah hal sakral, berbeda dari yang lainnya. 

Walaupun hanya bertajuk laga persahabatan, dan sebentar, momen itu menjadi motivasi bagi pemain kelahiran Bandung, 14 Februari 1994 ini untuk menatap musim 2020. 

"Semoga itu bisa menjadikan semangat tambahan untuk mewujudkan cita-cita saya bersama PERSIB," ujarnya.