Menjadi pemain PERSIB saat usia masih muda adalah hal yang luar biasa. Tak banyak pemain yang bisa mencapainya. Perlu kemampuan olah bola di atas rata-rata dan mental kuat.
Hal itu yang dirasakan Asep Sumantri saat menjadi pemain PERSIB di usia 20 tahun. Tantangan untuk bersaing dengan senior bukan hal mudah. Apalagi jika mentalnya tak kuat.
"Bermain dengan senior harus punya mental kuat. Pengalaman dan jam terbang pasti kalah. Modal utama adalah kerja keras dan kuat mental untuk bersaing," kata pria yang karib disapa Ujeb ini, Kamis 8 Oktober 2020.
Bergabung pada Kompetisi Perserikatan 1989/1990, ia bisa mengambil peran dengan sederet pemain bintang yang lahir di era emas '86 seperti Adeng Hudaya, Robby Darwis, Adjat Sudradjat, Djadjang Nurdjaman dan Yusuf Bachtiar.
Prinsipnya yang kuat saat di lapangan mengantarkannya tiga kali merasakan gelar juara bersama PERSIB yaitu Kompetisi Perserikatan 1989/1990, 1993/1994 dan Liga Indonesia (LI) I/1994-1995. Tiga gelar juara itu dirasakan Ujeb saat usianya masih 25 tahun.
"Saat itu pemain senior juga mengayomi. Selalu kasih tahu cara bagaimana bermain di atas lapangan. Jadi dari sana saya mendapat banyak ilmu. Di dalam tim, kami memang main bola dengan penuh kerja keras," ungkapnya.
Apa yang dijalani Ujeb dulu pun mungkin bisa dilakukan para pemain muda PERSIB saat ini. Asisten pelatih saat PERSIB juara ISL 2014 ini berharap, para pemain Diklat PERSIB yang sudah promosi bisa sukses bersama Pangeran Biru.
"Harus tekun berlatih, menambah latihan mandiri, bermain dengan senior harus menjadi pemacu untuk bisa berprestasi. Kesempatan banyak bertanya kepada senior, belajar dan saat di lapangan jangan banyak malu. Jangan merasa seperti itu (sungkan karena senior)," ucapnya.***