Berita Terbaru
Putra Sheva, Sempat Berhenti Main Bola
30 Juli 2023 02:02 WIB
Untuk sepakbola, Putra Sheva Sanggasi rela melakukan banyak hal, termasuk mengubah posisi
Belum banyak orang mengenal Putra Sheva Sanggasi. Ia merupakan penjaga gawang potensial binaan Akademi PERSIB. Kiper kelahiran Manado, 1 Mei 2004 tersebut secara resmi sudah terdaftar sebagai pemain PERSIB di Liga 1 2023/2024.
Bagi Sheva, sepakbola adalah bentuk kecintaan. Untuk sepakbola, ia rela melakukan banyak hal, termasuk mengubah posisi. Dengan dukungan penuh kedua orangtuanya, ia pun mulai merasakan atmosfer kompetisi di level tertinggi sepakbola nasional.
Mengenakan jersey bernomor punggung 17, Sheva untuk pertama kali masuk dalam daftar susunan pemain PERSIB saat menghadapi Persik pada pertandingan pekan kelima Liga 1 2023/2024 di Stadion Brawijaya Kediri, Jumat, 28 Juli 2023
Tidak ada makna khusus dalam pemiliham nomor tersebut. Satu hal yang pasti, ia berharap bisa menjalani musim spesial bersama Pangeran Biru.
Berikut petikan wawancara ekslusif PERSIB.co.id dengan kiper jebolan Akademi PERSIB Cimahi ini;
Sejak kapan kamu mulai menyukai sepakbola?
Sejak saya masih kecil. Saya mulai ikutan SSB di usia 9 tahun di Manado, berarti sejak saya masih duduk di bangku SD.
Mengapa suka sepakbola? Apakah karena orang tua?
Tidak. Saya suka sepakbola karena itu permainan saya dan teman-teman. Saya enggak punya darah atlet.Ayah saya sebagai wiraswasta dan ibu hanya di rumah. Saya anak satu-satunya.
Kenapa pilih menjadi kiper?
Itu tidak disengaja. Sekitar tahun 2018, saya waktu itu masih menjadi striker, tapi berat badan saya sekitar 100 kg. Saya jadi susah bergerak, sedangkan di SSB, saya ketemu banyak saingan jadi pelatih pilih pemain lain. Buat saya, itu saat-saat yang sangat susah yang akhirnya bikin saya berhenti main sepakbola.
Bagaimana akhirnya bisa kembali main sepakbola lagi?
Karena saya hanya cinta sepakbola, enggak ada yang lain. Tahun 2020, saya main sepakbola lagi. Puji Tuhan, orang tua sangat mendukung saya. Di situ, saya disarankan ayah, setelah dengar temannya, buat menjadi kiper. Karena sudah cinta sama sepakbola, jadi saya ikuti. Saya berusaha dan ternyata, saya bisa jadi kiper. Saya terus jalani saja.
Bagaimana bisa bergabung dengan Akademi PERSIB?
Waktu itu di Manado, saya ketemu Coach Lukas (Tumbuan), yang waktu itu sedang menjadi instruktur kepelatihan lisensi kiper. Saya waktu itu jadi modelnya dan mungkin beliau lihat saya di kegiatan praktek.
Lalu, saya ditanya 'Kamu mau enggak ikut saya ke Bandung?" Saya jawab mau. Beliau rekomendasikan saya kepada Akademi PERSIB Cimahi untuk dapat beasiswa. Puji Tuhan, saya diterima. Terima kasih kepada Coach Lukas dan Pak Firman (Manajer Akademi PERSIB Cimahi).
Apa saja yang dilakukan di Akademi PERSIB Cimahi?
Saya masih kerja keras. Malahan, semakin termotivasi karena di sini banyak pelatih dan pemain bagus, saya juga dapat banyak pelajaran selama berlatih di Akademi PERSIB. Saya masih dipercaya sebagai kiper, dan berat badan terus menurun.
Lantas, bagaimana perjalanan kamu bisa gabung tim PERSIB senior?
Awalnya, saya sempat diproyeksikan untuk main di Elite Pro Academy PSSI U-18. Tapi sebelum kompetisi bergulir, regulasi soal syarat usia pemain berubah. Karena itu, saya dipersiapkan untuk Liga 1 U-20, tapi kompetisi itu tidak pernah digelar juga sampai sekarang.
Meski banyak ketidakpastian, saya masih terus bekerja keras di latihan sambil berdoa dan yakin, saya berada di jalan yang benar. Sampai akhirnya, saya ikut latihan khusus penjaga gawang sama Coach Passos dan beliau yang membawa saya ke sini ikut latihan bersama PERSIB senior.
Saya juga diajak untuk ikut pemusatan latihan PERSIB di Yogyakarta dan sempat main di gim internal. Puji Tuhan, percaya enggak percaya, sekarang saya sudah gabung PERSIB berkat jasa banyak orang. Terima kasih kepada coach Luiz dan coach Milla atas kepercayaan ini.
Karena pesan mereka dan pemain-pemain senior, saya semangat lagi bermain sepakbola. Saya ingin main lebih baik lagi dan bantu tim di Liga 1. Yang paling penting, saya ingin buat keluarga senang dan bangga karena mereka yang dari awal dukung saya, dan sekarang saya harus bisa membalasnya
Kenapa pilih nomor 17?
Tidak ada alasan apa-apa. Awalnya, Adzikri yang akan pakai, tapi tidak jadi. Nomor ini menjadi kosong, di situlah saya pilih. Sudah lama saya main sebagai penjaga gawang dan saya suka angka 1. Saya pikir, ini semua soal jodoh saja. Berapa pun nomornya, saya akan terus kerja keras dan berusaha untuk berkontribusi untuk tim.***
Tags:
persib
Share
Endan Suhendra
Pandu Persada
N/A