
Pandu Persada
Special Olympics Southeast Asia (SO SEA) Football Competition 2025 resmi ditutup melalui seremoni penuh kehangatan di Hotel Horison Ultima Bandung, Jumat, 14 November 2025 malam. Ajang yang digelar sejak 10 November ini meninggalkan kesan mendalam bagi para atlet bertalenta khusus, panitia, dan seluruh elemen yang ikut terlibat, termasuk PERSIB.
Pada kompetisi tahun ini, kontingen Bangladesh tampil sebagai juara pertama Divisi Satu dengan torehan 12 poin dari tim Putra dan Putri. Sementara itu, Indonesia B meraih hasil terbaik di Divisi Dua setelah sama-sama mengumpulkan 12 poin.
Di malam penutupan, PERSIB ikut menyemarakkan acara melalui kehadiran tiga pemain Akademi PERSIB Putri yaitu Zilfa Aninda Zevanya, Sisil Meilani Putri, dan Zalfa Alya Wiguna, skuad muda yang beberapa waktu lalu menorehkan prestasi sebagai runner-up Piala Pertiwi 2025 tingkat nasional.
Zilfa mengungkapkan rasa syukurnya bisa ikut terlibat. "Terima kasih kepada manajemen PERSIB dan penyelenggara yang sudah memberi kepercayaan kepada kami bertiga. Melihat para atlet menikmati setiap momennya membuat saya ikut senang dan bangga," ujarnya.
Sisil juga terinspirasi saat melihat cuplikan pertandingan para atlet spesial. "Tetap semangat, terus bermain, bersenang-senang, dan jaga sportivitas. Vamos!" katanya dengan antusias.
Bagi Zalfa, Bandung punya tempat istimewa sebagai tuan rumah. "Sebagai warga Bandung, saya bangga kota ini dipercaya menjadi tuan rumah. Ajang ini bukan hanya kompetisi, tapi ruang yang memberi kesempatan bagi atlet-atlet spesial. Semoga semakin banyak yang sadar kalau sepakbola itu milik semua orang," ucap pemain bernomor 27 itu.
Pernyataan Zalfa berpadu dengan pesan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang hadir di malam penutupan. Ia menegaskan bahwa Bandung, sebagai rumah PERSIB, harus memberi ruang yang aman dan nyaman bagi siapa pun yang mencintai olahraga, termasuk atlet-atlet spesial.
"Menjadi tuan rumah Special Olympics adalah sebuah kehormatan. Kita bangga sebagai juara nasional dan bertarung di level Asia, tapi kita juga harus terus membuktikan bahwa sepakbola itu untuk semua," kata Farhan.
Chairman Special Olympics Indonesia, Warsito Ellwein, turut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan di Bandung. Menurutnya, keberhasilan terbesar event ini bukan hanya pada jalannya pertandingan, tapi pada kebahagiaan para atlet.
"Ini luar biasa. Yang terpenting adalah anak-anak bertalenta khusus dari enam negara ini merasakan bahwa ini panggung mereka. Pertandingannya tertata, fair, dan penuh kegembiraan. Ada yang kalah, tapi semuanya tetap bahagia," ungkapnya.
Tahun ini, SO Southeast Asia Football Competition melibatkan enam negara: Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sebanyak 136 atlet bertalenta khusus tampil dengan semangat yang sama, bermain, bergembira, dan mengekspresikan diri.
Keterlibatan PERSIB dalam ajang ini menjadi pengingat penting bahwa sepakbola bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga tentang ruang inklusi dan rasa saling menghargai. Sebuah nilai yang terus dijaga PERSIB dan Bandung sebagai kota yang tumbuh bersama keberagaman warganya.***


