
Rivan Mandala P
Super League sudah memasuki pekan kesebelas. Berstatus sebagai juara bertahan dan banyak diperkuat pemain baru, PERSIB tentu saja harus mengarungi kompetisi dengan sedikit tertatih.
Bukan karena penurunan kualitas pemain baru, melainkan persoalan chemistry yang mesti dibangun. Maklum, para pemain baru, terutama legiun asing berasal dari beragam negara yang tentu saja kultur dan atmosfer sepakbolanya berbeda dengan Indonesia.
Untuk memadukan tim "barunya", terutama soal chemistry, pelatih Bojan Hodak berusaha melakukan berbagai upaya. Mulai dari tampil di turnamen pramusim Piala Presiden 2025 hingga mengadakan pemusatan latihan selama 11 hari di Thailand.
Kendati demikian, langkah PERSIB tetap gontai di awal musim. Setelah harus susah payah mengalahkan Semen Padang 2-0 pada laga perdana di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 9 Agustus 2025, PERSIB gagal menang dalam dua pertandingan tandang melawan tim promosi; kalah 1-2 dari Persijap Jepara dan hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan PSIM Yogyakarta.
Sempat bangkit dengan mengalahkan Persebaya Surabaya 1-0 dan Arema FC 2-1, Marc Klok dan kawan-kawan menderita kekalahan kedua dari Persita Tangerang 1-2 di Stadion Kapten I Wayang Dipta Gianyar, 27 September 2025.
Bobotoh mulai cemas. Bayangkan, PERSIB sudah dua kali mengalami kekalahan dari 6 pertandingan yang dimainkan. Sebagai bandingan, dalam dua musim terakhir, ketika gelar juara dalam genggaman, PERSIB hanya menderita tiga kekalahan sepanjang kompetisi.
Namun, Hodak tetap percaya dengan proses yang tengah dijalani pasukannya. Menurut Hodak, perjalanan berat yang harus dilewati PERSIB pada awal musim merupakan hal wajar bagi sebuah tim yang dihuni mayoritas wajah baru, meskipun berkaliber bintang.
Keyakinan Hodak mulai menampakan hasil memasuki bulan Oktober. Kekalahan 1-2 dari Persita menjadi titik balik kebangkitan Maung Bandung. Diawali kemenangan 2-0 di kandang Bangkok United di ajang AFC Champions League, 1 Oktober 2025, PERSIB menyapu bersih tiga pertandingan berikutnya melawan PSBS Biak 3-0 (17 Oktober 2025), Selangor FC 2-0 (23 Oktober 2025) dan Persis Solo 2-0 (27 Oktober 2025). Empat kemungkinan beruntun di bulan Oktober itu semakin sempurna karena disertai catatan nirbobol.
Hal penting lain yang patut disyukuri adalah kesempurnaan itu didapatkan PERSIB di tengah jadwal padat dua kompetisi yang harus dihadapi. Bahkan, catatan apik di bulan Oktober itu berlanjut ke bulan November ketika PERSIB kembali menunjukkan kapasitasnya dengan mempermalukan tuan rumah Bali United 1-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu, 1 November 2025.
Kemenangan atas Bali United dinanggap sebagai sebuah bukti bahwa membangun chemistry antarpemain yang dikatakan Hodak di awal musim memang memerlukan waktu. Kini, perlahan tapi pasti, Marc Klok dan kawan-kawan terlihat semakin nyaman dari segi permainan dan saling mengerti saat menjalin komunikasi.
Karena itu, pelatih asal Kroasia mengaku tidak khawatir dengan komposisi pemain tersedia dalam setiap pertandingan yang dihadapi. Menurutnya, siapapun pemain yang tampil, mereka akan tetap dalam kualitas yang sama baiknya saat diberikan kepercayaan olehnya.
Kekompakan dan spirit pemain, kerja keras staf pelatih serta dukungan Bobotoh yang tak pernah surut, menjadi elemen penting di balik kebangkitan PERSIB belakangan ini. Tantangannya, PERSIB harus terus berjuang menjaga konsistensi penampiilannya di dua kompetisi berbeda.
Terdekat, PERSIB akan menghadapi Selangor FC pada matchday keempat AFC Champions League Two di Stadion MBPJ Petaling Jaya, Malaysia, Kamis, 6 November 2025. Raihan positif di lima laga diharapkan menjadi pelecut semangat Thom Haye dan kawan-kawan untuk kembali memenangkan pertandingan kali ini. Sebab, kemenangan atas Selangor FC diyakini bakal memuluskan langkah PERSIB ke fase knock out.
Setiap langkah, akan dihadapi dengan gagah jika doa serta dorongan yang kuat selalu disertakan untuk perjalanan Maung Bandung di musim ini. Kita semua tentu berharap, sejarah biru yang baru akan terukir di tahun ini. Jadi, lanjutkan kejayaan di Petaling Jaya!***


