
Endan Suhendra
Bagi Respati Ganesha Baran Harsa, Shaltira Kinanti Tio Fathiya, Sofie, Kai Khalaqui Mukti, dan Nahda Aqiiira Ayudyakirana, Senin, 27 Oktober 2025 lalu, akan jadi hari yang sulit dilupakan. Untuk pertama kalinya, mereka menonton langsung pertandingan PERSIB di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Bukan sekadar menonton, bersama 18 teman lainnya dari Cendekia Leadership School (CLS), mereka terlibat langsung dalam sejumlah aktivitas penyelenggaraan pertandingan PERSIB kontra Persis Solo. Mulai dari menjadi player escort, mengikuti stadium tour, hingga mewawancarai pemain setelah laga berakhir.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program internship "We Are The Next Champions" yang dirancang sebagai langkah strategis klub dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap PERSIB sejak usia dini, lewat pengalaman nyata yang menyenangkan dan edukatif.
Belajar, Bekerja, dan Mencintai PERSIB dari Dekat
Usai merasakan atmosfer pertandingan kandang PERSIB, para pelajar CLS kembali melanjutkan pengalaman mereka dengan "ngantor" di Graha PERSIB, Jalan Sulanjana No. 17, Kota Bandung, Rabu, 29 Oktober 2025. Di sana, mereka belajar mengenal lebih dekat bagaimana dunia kerja di balik layar klub sepakbola profesional.
Lima siswa CLS mendapat kesempatan menuliskan dan membagikan pengalaman mereka selama pertandingan PERSIB vs Persis Solo, bersama tim Communications PT PERSIB Bandung Bermartabat.
Ceritaku Bersama PERSIB
"Sangat menyenangkan bisa jadi player escort dan nonton PERSIB sama mamah dan ayah. Saya suka karena PERSIB menang dan Persis Solo kalah," tulis Respati dengan antusias.
Tak hanya Respati, Shaltira atau akrab disapa Shakira, juga menulis kisahnya dengan semangat yang sama. Ia bercerita tentang perasaannya yang campur aduk, gugup karena mendampingi pemain Persis Solo, tapi juga bahagia saat menyaksikan dua gol kemenangan PERSIB.
"Ketika nonton PERSIB dan ada gol, aku senang sekali. Lalu ada gol lagi tapi enggak jadi, semua marah-marah. Padahal aku lihat kayak normal," tulisnya polos. "Waktu pertandingan habis dan PERSIB menang 2-0, aku dan orang tuaku senang banget," tambahnya.
Kisah dari Lapangan dan Tribun
Sementara Kai punya pengalaman berbeda. Ia mendapat kesempatan mendampingi Luciano Guaycochea, yang mencetak gol pembuka PERSIB di menit ke-12. Meski sang pemain kemudian diganjar kartu merah, Kai tetap menganggap hari itu sebagai pengalaman tak tergantikan.
"Aku mendapatkan Luciano Guaycochea dan dialah yang mencetak gol. Meski Luciano dapat kartu merah, aku tetap senang karena PERSIB menang 2-0," tulis Kai.
Cerita serupa datang dari Nahda yang mendapat kesempatan mendampingi Uilliam Barros Pereira, pencetak gol kedua PERSIB. "Saya sempat deg-degan karena persiapan cuma sekali. Tapi setelah jalan ke lapangan bersama Uilliam Barros Pereira dan lihat PERSIB menang, semua rasa tegang langsung hilang," ungkapnya.
Sementara Sofie menceritakan pengalamannya mendampingi Teja Paku Alam, sang penjaga gawang andalan. Ia menggambarkan suasana stadion yang riuh saat PERSIB memastikan kemenangan.
"Aku menjadi player escort Teja Paku Alam. Setelah itu, kami semua bersama orang tua nonton pertandingan. Saat menit 12, Luciano mencetak gol, lalu Uilliam Barros menit 48. Kami pun bernyanyi dan mendukung PERSIB," tulisnya.
Langkah Kecil untuk Cinta yang Besar
Melalui program We Are The Next Champions, PERSIB membuka ruang belajar yang unik dan inspiratif bagi generasi muda. Mereka tidak hanya diajak mengenal sepakbola, tetapi juga memahami nilai sportivitas, kerja tim, dan kecintaan terhadap klub serta kotanya.
Bagi Respati, Shakira, Kai, Sofie, dan Nahda, pengalaman ini mungkin baru langkah kecil. Namun dari sinilah kecintaan pada PERSIB tumbuh, satu kenangan indah sekaligus pelajaran berharga tentang semangat biru yang akan mereka bawa ke masa depan.***


