Berita Terbaru
Dedi Kusnandar, Sempat Perang Dingin dengan Sang Ayah
24 Juni 2025 06:36 WIB
Dedi Kusnandar di Behind the Story PERSIB TV (PERSIB.co.id)
Dedi Kusnandar merupakan salah satu gelandang bertahan terbaik yang dimiliki PERSIB. Pemain bernomor punggung 11 ini menjadi penyeimbang permainan Pangeran Biru pada saat transisi bertahan dan menyerang atau sebaliknya. Peran besarnya itu berandil besar dalam pencapaian back to back champions PERSIB.
Trofi juara di level senior ini melengkapi kisah sukses Dado - sapaan akrabnya - bersama PERSIB sejak usia dini. Pemain kelahiran Sumedang, 23 Juli 1991 ini menjadi pilar PERSIB saat menjuarai Piala Haornas 2005, dan Piala Soeratin 2006.
Sempat berpetualang ke Pelita Jaya, Arema Indonesia dan Persebaya United, Dado untuk pertama kalinya berbaju PERSIB di level senior pada tahun 2015. Tak perlu menunggu waktu lama, Dado langsung berkontribusi ketika PERSIB menjuarai Piala Presiden 2015.
Namun, semua pencapaian itu tidak diraih dengan mudah. Dalam program Behind the Story di PERSIB TV, Dado menceritakan lika-liku perjalanan kariernya sepakbolanya hingga akhirnya bisa menjadi pilar klub kebanggaan Bobotoh.
Dado mengaku, beberapa kali tawaran datang dari PERSIB harus ditolak karena beragam alasan. Menurutnya, membela PERSIB bukan hanya soal kemampuan mengolah bola, tapi mental yang juga akan diuji.
Salah satu momen yang tak pernah dilupakannya adalah ketika ia memutuskan meninggalkan Diklat PERSIB untuk bergabung dengan Pelita Jaya U-21 pada tahun 2008. Keputusan itu membuat Dado harus terlibat perang dingin dengan ayahnya yang sangat berharap anaknya bermain di PERSIB U-21.
Namun keputusan itu dijawab Dado dengan keberhasilannya menjuarai Liga Super Indonesia U-21 2008/09 bersama Pelita Jaya.
"Setelah itu promosi ke tim senior Pelita Jaya, saya bermain bersama Bang Firman, Bang Supardi, Bang Ridwan, dan banyak pemain timnas lainnya. Saya sempat tidak percaya. Hingga akhirnya saya bisa seleksi timnas untuk SEA Games, walau gagal. Setelah empat tahun di Pelita Jaya, saya mulai ada tawaran dari PERSIB untuk kembali," cerita pemain asal Jatinangor tersebut.
Tawaran itu belum membuat Dado mantap menerimanya. Dia memilih untuk berkelana dan memilih membela Arema Indonesia pada 2012-2013. Musim itu pun membuatnya mendapat panggilan membela Timnas Indonesia.
"Musim berikutnya saya mendapat tawaran lagi dari PERSIB. Namun, saya memilih Persebaya (United). Saya berbicara dengan keluarga. Saya juga senang jika bergabung PERSIB. Namun setelah berbagai pertimbangan, saya masih ingin merantau, mencari pengalaman, saya belum siap untuk ke PERSIB," ungkapnya.
Tawaran ketiga inilah yang membuatnya mempertimbangakan dan menerima dengan segala risikonya, termasuk siap tidak main dan dirotasi. Apalagi, katanya, pada tahun 2015 banyak pemain dengan nama mentereng.
"Debut saya menghadapi Felda United di hadapan ribuan Bobotoh yang dulu saya impikan. Alhamdulillah pertandingan berjalan lancar, saya juga assist. Namun setelah itu liga tidak bergulir, tapi ada Piala Presiden. Setelah itu, pada tahun 2016 ada tawaran dari Sabah FA, dan saya terpaksa meninggalkan PERSIB lagi," ucapnya.
Penampilan apiknya di Liga Super Malaysia membuat Dado mendapat tawaran perpanjangan kontrak. Namun, dengan berat hati, Dado menolaknya karena ada janji yang harus ditunaikan.
"Saya harus kembali karena sudah janji untuk membela PERSIB. Saya pun kembali ke Bandung," pungkasnya ***
Tags:
Dedi Kusnandar
Share
Endan Suhendra
Muhammad Jatnika Sadili
N/A